Melki Laka Lena Kampanye Penurunan Stunting di Desa Alala

Betun, MITC – Dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Komisi IX DPR RI bersama mitra BKKBN Perwakilan Povinsi NTT gencar melakukan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting dari desa ke desa di wilayah NTT.

Terbaru, pada Minggu, 20/11/2022, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama BKKBN Prov NTT melaksanakan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Alala, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka.

Acara ini dihadiri Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Prov NTT Mikhael Yance Galmin, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Malaka, Josepina Bete Manek.

Angka stunting di Desa Alala sangat tinggi. Dari 54 anak balita di desa ini, 34 anak menderita stunting. Dengan angka stunting yang tinggi desa ini, Politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena meminta perhatian dan penanganan serius dari semua pihak.

“Kami harapkan agar di desa, tolong penanganan stunting diurus dengan serius. Penanganan stunting ini butuh kerjasama semuah pihak. Dari pusat ke daerah itu butuh pemerintah, butuh masyarakat, butuh kami DPR RI, DPRD juga terlibat dan kita saling dukung agar penanganan untuk stunting ini bisa berjalan dengan baik,” sebut Melki.

Menurut Melki, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Untuk terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting.

“Mulai dari makanannya benar- benar bergizi. Kemudian juga polah asuh yang baik dan diharapkan kita semua ini jangan lupa untuk memperhatikan jamban keluarga dan air bersih,” sebut Melki.

Melki dalam kesempatan ini juga mengajak anak muda untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting.

“Anak – anak muda ini penting sekali menjadi kita punya ujung tombak agar penanganan stunting, kecil, kurus, pendek tidak terulang lagi,” ajak Melki.

Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN Prov NTT Mikhael Yance Galmin dalam kesempatan ini juga mengajak perhatian yang serius dari semua pihak dalam upaya penanganan stunting karena akibat yang ditimbulkan dari stunting sangat berbahaya.

“Tolong bapa – mama, orang tua, tokoh masyarakat beri perhatian supaya 34 ini kita urus dengan baik, terus jangan ada lagi keluarga baru berkontribusi menambah lagi 34 ini. Karena stunting ini dampaknya, orang tuaya, keluarganya, masyarakatnya rasakan 10-15 tahun kedepan. Karena stunting itu ada dua ciinya yaitu yang pertama, pendek secara fisik, kedua, perkembangan otaknya tidak maksimal. Itu yang paling berbahaya,” sebut Yance.

Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Malaka, Josepina Bete Manek dalam kesempatan ini mengungkapkan bahwa angka stunting di Kabupaten Malaka khususnya di Kecamatan Rinhat cukup tinggi. Saat ini, menurutnya Pemerintah Malaka sangat serius dalam upaya penanganan stunting.
“Stunting di kecamatan Rinhat tinggi, 27,8 persen dari 12 kecamatan. Sejak tahun 2020-2021 kami sudah melakukan intervensi terkait dengan pendampingan kepada anak – anak yang stunting dan keluarga beresiko di tujuh desa melalu dana DAK dari pusat. Tahun ini kita mendapat dana alokasi khusus untuk kabupaten Malaka kurang lebIh 2 M untuk penanganan stunting dan juga kegiatan – kegiatan fisik yang berhubungan dengan keluarga brencana,” jelas Josepina. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.