Tugu Injil Ferdinan Momot, Bentuk Kasih Untuk Sebuah Pengabdian

Teminabuan, MITC – Pembangunan tugu injil Ferdinan Momot di Arsoi Kampung Kayabo Distrik Saifi Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat dibebankan kepada keturunan guru injil Ferdinan Momot yang tersebar di Teminabuan bahkan di daerah lain, sebagai tanda penghormatan dan cinta kasih dari pengabdian sang guru Injil dalam menaburkan benih Injil di tanah Papua.

Pada tanggal 3 januari 2020 kesepakatan pembangunan tugu injil usai ibadah natal keluarga dengan beban per keluarga 20.000.000 rupiah. Hal tersebut disepakati juga bersama pengurus yang diketuai oleh Samuel Momot, Fransiskus Bleskadit sebagai sekretaris dan Orpa Momot sebagai bendahara.

Pembangunan tersebut di bangun selama satu bulan yakni tanggal 6/6/2020 – 6/7/2020 dan diresmikan pada tanggal 20/11/2020 oleh Ketua Klasis Teminabuan dan dihadiri oleh Ketua Klasis Maybrat, Pjt. Bupati Sorsel, Yunus Saflembolo dan Alex Dedaida, Kepala Dinas Sosial, Kepala Distrik Saifi, LMT Teminabuan, tiga pendeta jemaat yakni Pdt. Marthen Thesia, Pdt. Yajan, Pdt. Rode Momot.

Samuel Momot ketua panitia tugu injil ferdinan yang ditemui sela-sela kesibukanya menjelaskan singkat sejarah injil masuk di pesisir Seremuk dan Beraur kepada mediaindonesiatimur.com bahwa pada tahun 1927 injil masuk di Teminabuan (Werisar) melalui Yotleli dan Matatula mengisahkan cerita yang panjang”

Tahun 1939, 12 injil belum tersebar hingga semua pelosok sorong selatan dan maybrat. Dalam misi pelayanan yang dilakukan oleh kedua penginjil yakni Yotleli dan Matatula selalu sabar membina delapan pemuda mula-mula yang ingin dijadikan guru penginjil baru pada masa itu.

“Pada bulan juni 1939 pengutusan delapan penginjil mula-mula yang menjadi penginjil menyusuri pesisir seremuk dan beraur. Pada 4 juni 1939 misi penginjil dengan semangat dan puji-pujian dengan suling bambu yang didampingi pendeta Slom dan Agus Watimena mulai berlayar dengan bahtera penginjil hingga tanggal 5 juni 1939, tepat di pagi hari menurunkan Frans Thesia di Triwanggo, Ferdinan Momot di Arsoi dan pada saat itu misi penginjil berhenti dan berteduh di mkambar atau Arsoi.

Pada 9 juni 1939 misi dilanjutkan menuju sirata atau kampung sisir dan menurunkan Kaleb Momot, pelayaran dilanjutkan menuju kampung Klabot dan penginjil yang ditempatkan adalah Yermias Salambau, kemudian pelayaran berlanjut menuju kampung Teltolo dan Yonadap Thesia yang berlabuh disana, bahtera pelayanan terus bergerak menuju kampung Buuk dan diturunkan penginjil berikutnya yakni Rudolf Momot, dan di Bagun penginjil Dominggus Thesia dan di kampung Wanorian penginjilnya adalah Nikolas Thesia.

Misi penginjilan Ferdinan Momot yang dibekali dengan alat Sakramen Kudus dan kain mimbar yang di jahit sendiri oleh istrinya Maria Thesia berjalan baik.

Ferdinan menginjakan kaki di Arsoi dan dia berjumpa dengan beberapa sebutan marga seperti kasminya, saru, ajam saru, oniminya dan lain-lainnya.

Perkataan Ferdinan setelah menginjakan kaki di Arsoi adalah “aku hanya datang untuk menabur dan menanam tetapi Tuhan yang menumbuhkan”. Setelah perang dunia kedua penginjil-penginjil tersebut di tarik kembali ke Teminabuan, namun satu penginjil Nikolas Thesia yang diperbantukan di kampung mangroho lantaran iparnya yakni Kaleb Momot.

Setelah perang dunia kedua berakhir Ferdinan Momot ditugaskan pada kampung Arie (sorowan lama), setelah tahun 1942 utusan penginjil baru dari siribau untuk sekolah penginjilan di inanwatan”. Tuturya

Upaya pembentukan panitia pembangunan Tugu injil Ferdinan Momot di Arsoi yang dilimpahkan kepada masyarakat di kampung tersebut pada beberapa tahun lalu namun tidak terlaksana. Maka sebagai keturunannya mengambil langkah untuk berpartisipasi membangun tugunya, dan di bantu masyarakat kampung dengan tenaga kerja kasar seperti campur semen dan lain-lain.

Tujuan membangun tugu tersebut adalah menjaga nilai-nilai kekudusan yang disampaikan melalui Firmannya tetapi juga mengenang kisah penginjilan Ferdinan itu sendiri.

Dampak dari tidak menjaga nilai-nilai kekudusan tersebut adalah tidak adanya berkat, malapetaka atau masalah dan hal-hal buruk lainya yang silih berganti menimpa keluarga Ferdinan.

Direncanakan pekerjaan tambahan perumahan dan sumur tua target Tahun 2021 semuanya rampung,” tambah Samuel Momot

Harapannya agar upaya keluarga kepada Pemerintah melalui proposal untuk di bantu, apabila Pemerintah tidak membantu maka keluarga Ferdinan yang membangun dengan swadaya tetapi semuanya untuk kemuliaan Nama Tuhan.” tutup Samuel momot (****)

Penulis : Obaja Saflesa

Editor : Alberto Tatibun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.