Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTT Dorong
Kupang, MITC – Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal ketahanan pangan, terutama berkaitan dengan kebutuhan beras. Setiap tahunnya, provinsi ini mengalami kekurangan pasokan sekitar 200 ribu ton beras.
Isu ini mencuat dalam kegiatan Coffee Morning dan Media Gathering bertema “Kolaborasi Membangun NTT: Media sebagai Mitra Pembangunan Menyatukan Narasi dalam Semangat Ayo Bangun NTT” yang digelar pada Sabtu, (10/5/2025), bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, mengungkapkan bahwa meskipun produksi beras lokal berada di angka 700 hingga 800 ribu ton per tahun, capaian ini belum mencerminkan potensi sebenarnya yang dimiliki NTT.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan tanam padi di wilayah ini mencapai 88 ribu hektar. Sayangnya, keterbatasan infrastruktur, khususnya jaringan irigasi, masih menjadi kendala utama.
“Permasalahan utamanya ada pada irigasi. Kami terus menjalin kerja sama dengan Balai Wilayah Sungai dan Dinas PUPR agar kendala ini segera teratasi,” jelas Joaz.
Ia menambahkan, pembenahan infrastruktur dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci penting menuju swasembada pangan di NTT. Sementara itu, ketersediaan pupuk tidak menjadi hambatan besar karena telah diakomodasi oleh pemerintah pusat.
Joaz juga menyampaikan bahwa pada tahun 2026 akan ada perubahan signifikan dalam sistem penyuluhan pertanian, dimana penyuluh akan berada langsung di bawah kendali pemerintah pusat. Hal ini akan menciptakan pola kerja baru yang perlu segera disiapkan.
Menariknya, sektor pertanian di NTT akan diperkuat oleh keterlibatan aparat TNI dan Polri. Polri akan mengambil peran dalam pengembangan padi, sementara TNI akan fokus pada komoditas jagung.
“Ini bentuk nyata sinergi antar lembaga dalam rangka memperkuat kedaulatan pangan di daerah,” ujar Joaz.
Ia juga menyoroti perhatian besar pemerintah pusat terhadap pertanian NTT, yang ditandai dengan kunjungan Menteri Pertanian RI sebanyak dua kali ke wilayah ini.
Kegiatan yang berlangsung di Kupang ini turut dihadiri oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, Sekretaris Daerah Kosmas D. Lana, pimpinan sejumlah SKPD, serta para jurnalis dari media lokal dan nasional.
Forum ini menjadi ruang diskusi terbuka antara pemerintah dan media dalam menyampaikan informasi strategis seputar pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur. (*)