Diselesaikan Secara Kekeluargaan, Oknum ASN Disnakertrans Sumba Timur Minta Maaf kepada IKPML-Waingapu dan PERMASTI Waingapu

Waingapu, MITC – Setelah sempat menimbulkan gelombang reaksi dan kritik dari kalangan aktivis mahasiswa, persoalan dugaan pelecehan simbolik yang melibatkan seorang oknum pegawai Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (Distransnaker) Kabupaten Sumba Timur akhirnya diselesaikan secara terbuka dan bermartabat.

Pertemuan resmi antara pihak dinas dan perwakilan mahasiswa berlangsung pada Senin, 30 Juni 2025 Pukul 10.30 Wita, bertempat di Kantor Disnakertrans Sumba Timur. Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Dinas Distransnaker Drs. Wanja Wairundi, Kasubag Umum Kalikit Taranau, S.IP, serta dua orang staf dinas lainnya. Dari kalangan mahasiswa, hadir secara langsung Ketua Umum IKPML-Waingapu, Oscar Lakawa, Pjs. Ketua Umum PERMASTI Waingapu, Elvita Djati Atahau, serta perwakilan dari kelompok Cipayung dan sejumlah organisasi mahasiswa kedaerahan lainnya.

Dalam suasana yang terbuka dan dialogis, pihak dinas menerima langsung dokumen pernyataan sikap mahasiswa yang sebelumnya mengecam tindakan serta ucapan tidak pantas yang dilontarkan kepada Srikandi-Srikandi dan organisasi mahasiswa.

Dalam forum yang sama, oknum ASN yang dilaporkan secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada mahasiswa. Ia mengakui bahwa kata-kata yang dilontarkan tidak tepat, dan menyampaikan penyesalannya di hadapan publik.

“Saya menyampaikan permintaan maaf secara tulus kepada adik-adik mahasiswa, khususnya kepada saudari mereka yang merasa dirugikan. Saya tidak pernah bermaksud melecehkan atau mencemarkan nama baik siapa pun. Jika ada ucapan saya dianggap menyakiti atau menyinggung pada saat kami melakukan tugas kami sebagai ASN, saya secara pribadi dengan berbesar hati memohon maaf yang sebesar-besarnya ” ucap oknum ASN tersebut dalam forum yang disaksikan langsung oleh pimpinan dinas dan seluruh peserta.

Selain permohonan maaf pribadi, permintaan maaf secara institusional juga disampaikan langsung oleh Sekretaris Dinas Distransnaker Sumba Timur, Drs. Wanja Wairundi.

“Sebagai institusi pemerintah, kami memiliki kewajiban moral dan etis untuk menjaga kepercayaan publik, termasuk mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan daerah ini. Oleh karena itu, saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada IKPML-Waingapu, PERMASTI Waingapu, dan seluruh organisasi kemahasiswaan yang merasa tidak nyaman atas pernyataan yang disampaikan oleh pegawai kami,” tegas Sekretaris Distransnaker.

Beliau menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan klarifikasi internal dan menyadari bahwa persoalan ini lahir dari miskomunikasi serta ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa dan pendekatan saat observasi Gedung Milik Pemerintah Daerah dalam hal ini Distransnaker yang saat ini dijadikan Sekretariat Sementara IKPML-WAINGAPU dan PERMASTI WAINGAPU, yang seakan-akan tidak mencerminkan semangat dan etika pelayanan publik yang seharusnya.

“Kami menjadikan ini sebagai bahan introspeksi dan evaluasi menyeluruh dalam hal komunikasi publik serta pelayanan publik. Kami akan memperkuat pembinaan etika ASN, khususnya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat, termasuk mahasiswa,” lanjutnya.

Sikap bijak juga ditunjukkan oleh Kasubag Umum Disnakertrans, Kalikit Taranau, S.IP, yang turut memberikan pernyataan menyentuh. Ia mengungkapkan bahwa dirinya merupakan mantan aktivis organisasi Kelompok Cipayung pada masanya, yakni GMKI Cabang Yogyakarta, dan sangat memahami dinamika kehidupan mahasiswa pergerakan.

“Saya dulu aktivis juga, dari GMKI Cabang Yogyakarta. Saya tahu persis bagaimana kehidupan organisasi mahasiswa. Justru karena saya pernah di posisi kalian, saya sangat menghargai dan mengapresiasi sikap kritis serta keberanian adik-adik hari ini. Ini bukan bentuk permusuhan, tapi bagian dari proses saling mengingatkan demi kebaikan bersama dalam pembangunan daerah yang lebih baik lagi” ungkap Kasubag Umum Distransnaker Sumba Timur.

Sementara itu, perwakilan mahasiswa menyampaikan bahwa meskipun kejadian ini menyisakan luka secara simbolik dan psikologis, permintaan maaf yang terbuka dan langsung dari pimpinan dinas dan oknum ASN menunjukkan adanya itikad baik yang patut dihargai. Namun mereka juga menegaskan pentingnya menjadikan insiden ini sebagai peringatan agar ruang hidup mahasiswa, terutama perempuan, tetap dihormati.

“Kami menerima permintaan maaf itu dengan hati terbuka. Tapi ini bukan hanya soal permintaan maaf, ini juga tentang bagaimana membangun relasi yang sehat antara birokrasi dan intelektual muda. Jangan sampai ruang aman mahasiswa dicederai oleh prasangka atau cara pandang yang merendahkan,” tegas Oscar Lakawa, Ketua Umum IKPML-Waingapu.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Elvita Djati Atahau, Pjs. Ketua Umum PERMASTI Waingapu, yang menggarisbawahi bahwa organisasi mahasiswa perempuan menuntut penghormatan yang setara di tengah ruang publik.

“Kami perempuan muda yang berjuang di tengah keterbatasan. Sekretariat bukan ruang bebas, melainkan rumah perjuangan. Hari ini kami memaafkan, tapi kami juga tidak akan melupakan pentingnya menghormati perempuan dalam segala ruang baik publik dan ataupun ruang privat,” ujarnya dengan tegas.

Pertemuan tersebut ditutup dengan suasana keakraban, setelah seluruh pihak menyatakan bahwa persoalan ini telah selesai secara damai, dan menjadi bahan pelajaran bersama untuk masa depan yang lebih sehat dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Foto bersama antara perwakilan mahasiswa dan pejabat dinas menjadi simbol bahwa ketegangan telah berubah menjadi titik temu yang adil, dewasa, dan penuh hormat. (*okta/aat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses