Kajian Terbaru Rekomendasikan Pembangunan Pusat Inseminasi Buatan Babi, Pabrik Pakan Ternak, dan Pengembangan Penangkar Benih Komersial di NTT

Kupang, MITC – 4 September – Rekomendasi yang dihasilkan dari penyusunan kajian pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Teknokratik untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2025 – 2029 menegaskan pentingnya pengembangan akses pasar produk pertanian dan peternakan untuk menyelaraskan agenda pembangunan di tingkat provinsi. Hal tersebut disampaikan dalam acara diseminasi publik di Kupang pada Rabu (4/9) yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi NTT.

Penyelenggaraan kajian serta diseminasi publik oleh Bapperida NTT tersebut didukung oleh PRISMA, program kemitraan pembangunan antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) untuk pertumbuhan pasar pertanian di wilayah perdesaan Indonesia.

Pengalaman dan wawasan yang diperoleh dari kemitraan PRISMA dengan mitra pemerintah daerah dan sektor swasta selama 10 tahun terakhir di NTT menjadi salah satu rujukan dalam penyusunan kajian pendahuluan ini. Kepala Bapperida NTT, Dr. Alfons Theodorus dalam sambutannya memaparkan pembelajaran program PRISMA di NTT menunjukkan pentingnya mendorong pola pertanian dari subsisten atau berfokus untuk kebutuhan konsumsi sendiri menjadi ke arah yang lebih komersial.

“Pengalaman kami bekerja sama dengan PRISMA untuk pengembangan sektor babi, jagung, sapi potong, dan mekanisasi pertanian menunjukkan pendapatan petani dan peternak dapat meningkat ketika akses komersial terhadap inseminasi buatan, pakan ternak berkualitas, layanan jasa alat pertanian, serta benih dengan harga terjangkau tersedia,” ungkap Dr. Alfons.

Untuk diketahui, intervensi PRISMA di NTT dalam sepuluh tahun terakhir memberikan manfaat berupa peningkatan produktivitas dan pendapatan bagi lebih dari 200 ribu rumah tangga petani kecil.

Chief Technical Officer PRISMA, Ferdinandus Rondong mengatakan, ”PRISMA berharap hasil kajian serta rekomendasi ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi sektor pertanian di NTT.”

Adapun Ifan Martino dari Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi PRISMA dan Pemerintah Provinsi NTT.

”Kami sangat senang melihat hasil kajian ini ke depannya dapat mendukung pengembangan pasar pertanian dan peternakan komersial di NTT,” ungkap Ifan.

Kajian pendahuluan RPJMD Teknokratik Provinsi NTT tahun 2025 – 2029 dilaksanakan dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, petani, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil. (*Biro Adpim Setda NTT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.