Melki Laka Lena Imbau Masyarakat NTT Dalam Hadapi Kontestasi 2024 Agar Menghindari Politik Identitas

Kupang, MITC – Wakil Ketua Komisi DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak masyarakat NTT untuk menghindari politik identitas dalam Pilkada, Pileg maupun pilpres mendatang karena menggerogoti nilai – nilai kebangsaan.

Ajakan ini disampaikan politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) di Gereja GMIT Eden Kisbaki, Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Kamis (18/5/2023).

Menurut Melki Laka Lena, politik identitas biasa digunakan di pilpres, di pileg juga di Pilkada dengan menampilkan identitas suku, agama marga dan segala macam identitas lainnya.

“Menjadi tidak biasa ketika politik identitas ini masuk pada wilayah – wilayah yang menggerogoti nilai kebangsaan kita. Ini yang bahaya. Ini yg kita hindari agar jangan sampai kejadian lagi kasus Jakarta itu orang menang itu karena pakai politik identitas. Cukup sudah model begitu. Kita jaga betul agar nanti di pilkada – pilkada ke depan di NTT, juga di pileg, pilpres ini, jangan lagi kejadian ini terulang kembali,” ajak Melki.Melki Laka Lena Imbau Masyarakat NTT Dalam Hadapi Kontestasi 2024 Agar Menghindari Politik Identitas

Melki dalam kesempatan juga mendorong agar pendidikan moral pancasila agar dimasukan kembali dalam kurikulum pendidikan nasional bangsa Indonesia.

“Kita minta agar menteri penddikan masukan kembali kurikulum pancasila itu dalam kurikulum pendidkan kita mulai dari SD sampai perguruan tinggi,” sebut Melki.

Direktur Rumah Perempuan Kupang, Libby Sinlaloe, mengajak semua pihak untuk mempraktekan nilai – nilai dalam empat pilar kebangssan dimulai dari dalam keluarga.

“Kita semua sebagai keluarga, sebagai masyarakat, gereja, kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa itu melalui, bagaimana kita membangun hubungan yang harmonis, relasi yang adil antara perempuan dan laki – laki, orang tua dan anak sehingga kita juga dapat meminimalisi perpecahan, “ ajak Libby.

Sementara Pendeta Evi Lewaherila, mengatakan program sosalisasi empat pilar kebangsaan harus sering karena akan membantu masyarakat untuk mengingat kembali tentang pilar – pilar kebangsaan dan mengerti tentang identitas kita sebagi bangsa Indonesia.

“Dan itu sebabnya program seperti ini harus selalu disosialisasikan, supaya kita paham akan keberdaan kita untuk selanjutnya menjadi warga negara yang baik, warga bangsa yang bisa saling mendukung, warga bangsa yang bisa saling untuk mengenal dan memberi diri untuk bekerja dalam kepentingan bangsa dan Negara,” sebut Pendeta Evi. (*go)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.