Disambut Tarian Likurai di Desa Teun, Melki Laka Lena dan Mitra Kemenkes Sosialisasi Dampak Buruk Asap Rokok

Atambua, MITC – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena Melki Laka Lena dan mitra Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan tajuk ‘Dampak Asap Rokok Bagi Kesehatan Pada Kondisi Pandemi Covid-19’ di Desa Teun Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu, NTT pada Senin, (25/04)

Melki Laka Lena yang karib disapa MLL dan mitra disambut meriah dengan tarian likurai dan tutur adat. Gemulai gerakan para penari dihiasi senyum sumringah mengiringi langkah Melki dan tim Kemenkes menuju tempat duduk, seolah menegaskan sukacita masyarakat setempat yang bersukacita kedatangan tamu terhormat.  MLL dan mitra kemudian dikalungkan selendang tais Belu sebagai tanda penghormatan. Kepala Desa Teun, Agustinus Min selaku tuan rumah dan juga pembina adat setempat tampak hadir dan juga ambil bagian dalam kelompok penutur adat.

MLL dalam penyajian materinya mengatakan, “Riset Kementerian Kesehatan memperlihatkan jumlah perokok di Indonesia masih sangat tinggi, kira-kira 33,8% atau 1 dari 3 orang di Indonesia. Angka merokok dengan perokok pria mempunyai proporsi yang besar sekitar 63% atau 2 dari 3 pria di Indonesia saat ini merokok,” ujar Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini

“Selain itu peningkatan prevalensi merokok cenderung lebih tinggi pada kelompok remaja usia 10 sampai 18 tahun, yakni sekitar 7,2% naik menjadi 9,1% atau hampir 1 dari 10 anak di Indonesia merokok. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa merokok terbukti memperburuk prognosis dan infeksi COVID-19 (Vardavas & Nikitara, 2020). Patogenesis yang mendasari adalah penurunan imunitas mukosa dan peningkatan permeabilitas sel epitel pernapasan akibat inflamasi kronis yang disebabkan
karena merokok. Kebijakan pemberlakuan lockdown, ketidakpastian pendapatan keluarga, dan tindakan isolasi yang berkepanjangan meningkatkan tekanan psikologis pada masyarakat yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kebiasaan merokok (Patwardhan, 2020),” jelas MLL

“Perokok lebih rentan terkena covid 19 karena, merokok dapat menyebabkan gangguan imunitas, meningkatkan regulasi reseptor ACE-2, dapat menyebabkan komorbid atau penyakit bawaan lainnya, serta transmisi virus lewat tangan,” tambahnya

Dampak Buruk Menjadi Perokok Aktif atau Pasif

“Mengalami kerontokkan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran
lebih awal dibanding bukan perokok, tulang lebih mudah patah, menyebabkan stroke dan serangan jantung, dapat menyebabkan kanker kulit, menyebabkan kanker paru- paru kronis, menyebabkan kemandulan dan hipertensi, menyebabkan kanker leher rahim dan keguguran, merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap, dan masih banyak dampak buruk lain bagi seorang perokok aktif maupun pasif,” tandas MLL

Peran Keluarga dan Kader Untuk Menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok

“Yang pertama, jangan suruh anak membelikan rokok untuk, memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh anggota keluarga, bangun kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tangga tanpa asap rokok, tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, misalnya dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan kepada siapapun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak rokok, melarang anak tidak merokok karena alasan kesehatan, bukan karena alasan ekonomi, orangtua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok, menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah,”

Tips Berhenti Rokok versi GERMAS

“Tips berhenti merokok versi Germas begini, kuatkan niat dan bulatkan tekad, minta bantuan kerabat dan keluarga, jauhi lingkungan para perokok, banyak minum air putih, tetap berpikir positif, cari kesibukan lain, misalnya olahraga, terkahir atur target waktu, kapan mau berhenti merokok,” imbau MLL

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu drg. Ansilla Eka Mutty yang didaulat untuk menyampaikan sekapur sirih, mengatakan, “Kegiatan kita hari ini, kita akan bicara bagaimana kita sebagai masyarakat hidup sehat, nama program ini Germas, untuk hidup sehat, yang pertama adalah melakukan aktifitas fisik, seperti jalan pagi, biasakan makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak minum alkohol, lakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan, jaga kebersihan lingkungan, buang air besar pada jamban, jika hal-hal ini diterapkan maka kita pasti dapat mewujudkan kehidupan yang sehat dan bersih,” urai drg. Ansilla

Sedangkan dr. Benget Saragih dari Tim P2P Kementerian Kesehatan dalam sajian meteri, menegaskan enam poin penting yang diringkas dalam satu akronim yaitu “CERDIK”, pertama C yaitu, cek kesehatan, kedua E, enyahkan asap rokok, ketiga R, rajin berolahraga, keempat, D, diet seimbang, kelima I, istirahat yang cukup, dan terakhir K, kelola stres,” tutup dr. Benget. (*Alberto Tatibun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.