Suara dari Pedesaan NTT : Kami Bersama Airlangga!

Ofu adalah nama salah satu desa dari 278 desa/kelurahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor bagian Nusa Tenggara Timur. Desa dalam wilayah Kecamatan Kolbano, layak berstatus desa sangat terpencil. Cermati saja faktanya! Selain sinyal telepon seluler masih sangat lemah, Ofu dan sekitarnya sudah hampir setahun belakangan ini tidak bisa dijangkau sepeda motor apalagi mobil akibat kondisi jalannya yang memburuk. Namun menariknya, nama Airlangga Hartarto atau AH sebagai Capres 2024,  gemanya ternyata juga melambung hingga desa terpencil yang amat jauh dari Jakarta, itu. Buktinya, sejumlah warga setempat seperti Arif Tameon (27), Octo Nenohay dan beberapa lainnya, tahu bahkan mendukung Ailangga Hartarto sebagai Capres 2024. Fakta lainnya, sebuah baliho bergambar Airlangga yang dipancang sejak hampir setahun lalu, masih tegak berdiri hingga sekarang. Titik pancang baliho itu persisnya di sekitar pasar desa Ofu.

“Kami tetap mendukung Golkar dan akan terus menggemakan Pak Airlangga sebagai Capres 2024, meskipun desa kami masih terisolasi,” tutur Arif Tameon, Senin (17/1/2022).

Desa Ofu berjarak sekitar 70 km dari Soe, kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebagian jaringan jalannya, yakni dari Soe hingga Niki-niki (27 km) dalam kondisi beraspal mulus (hotmix) karena berstatus jalan negara. Selanjutnya, Niki-niki – Ofu sekitar 43 km, jaringan jalannya berwajah bopeng. Keadaan bertambah parah akibat longsoran yang menimpa badan jalan di Oenangkai, menyusul badai seroja, awal April 2021.

“Titik longsorang itu hingga sekarang belum dibenahi. Sepeda motor apalagi mobil belum bisa melintas di sana terutama menyusul hujan intesitas rendah sekalipun karena sangat lincin,” jelas Jorang Fahik, Senin (17/1/2021) petang. Jorang kini berstatus Anggota Fraksi Partai Golkar TTS dari daerah pemilihan 5 TTS, yang wilayahnya termasuk Desa Ofu, Kecamatan Kolbano di pesisir selatan TTS.

Jorang membenarkan pengakuan sejumlah warga Ofu yang tidak hanya bersama Golkar, tapi juga mendukung Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto atau AH sebagai Capres 2024. “Kalau di Kolbano (termasuk Ofu) dan sekitarnya, nama Pak AH sebagai Capres 2024, memang cukup bergema,” tambah Jorang.

Ofu sekadar contoh

Kisah tentang AH sebagai Capres 2024 beserta balihonya yang terekam di desa terpencil Ofu, Kecamatan Kolbano, sebenarnya sekadar contoh yang dapat mewakili suara atau aspirasi dari pedesaan NTT terkait sikap politik mereka bersama AH. Khusus di TTS, baliho di pedesaan tidak hanya di Ofu. Baliho bergambar tunggal AH, juga dijumpai di Obesi, Kecamatan Molo Utara dan sejumlah titik lainnya. Desa Obesi berjarak sekitar 50 km sebelah utara Soe.

Masih di Timor bagian NTT. Kita ke Belu, kabupaten yang tepi timur wilayahnya berbatasan langsung dengan ujung barat wilayah utama negara baru,Timor Leste. Di Belu, baliho AH tidak hanya disaksikan terpancang di sejumlah titik dalam kota (Atambua). Baliho yang sama juga dijumpai di pedesaan, sebagaimana disaksikan di Desa Mandeu, Kecamatan Welas, 40 km dari Atambua.

Dari Pulau Timor lompat ke Flores. Seperti di TTS atau Belu, baliho AH juga dijumpai di pedesaan Pulau Flores. Salah satu contohnya di perkampungan antara Maunori – Mauponggo di Kabupaten Nagekeo. Titik lokasi baliho berjarak sekitar 80 km dari Mbay, kota Kabupaten Nagekeo. Balihonya sendiri dipancang sejak setahun lalu dan tetap tegak berdiri hingga sekarang.

“Saya tahu pemasangan baliho itu dikerjakan oleh sekelompok anak muda setempat karena mereka memang pendukung Golkar dan juga Pak Ketum AH sebagai Capres 2024,” jelas Yohanes K Gore, Anggota Fraksi Golkar DPDR Nagekeo, sebagaimana disampaikan kepada Thomas Duran dari teras-ntt.com, Minggu (16/1/2022).

AH punya modal ciamik

Pengamat politik dari Universitas Muhammadyah Kupang, Dr Ahmad Atang mengatakan, bisa dimaklumi jika baliho dan nama AH sebagai Capres 2024 bergema luas hingga pedesaan di NTT. Permakluman itu tentu dengan sejumlah alasan. Ia menyebut di antaranya adalah karena NTT memang “bercorak kuning” sebagai kekhasan Golkar.

“Sejauh yang saya tahu, Golkar di NTT tidak hanya berjaya selama era Orde Baru. Golkar ternyata tetap keluar sebagai partai pemenang saat Reformasi, terkecuali pada pemilu 2019 lalu, yang di tingkat provinsi hanya kalah sekitar 3.000-suara dari PDI Perjuangan. Modal politik itu menjadikan NTT tidak hanya sebagai basis Golkar, namun juga dimungkinkan menjadi basisnya AH,” jelas Atang, Senin (17/1/2022) petang.

Atang sedikit menyentil pendekatan berbagai survei yang cenderung hanya menekankan pendekatan metogologi akademiknya. Sebaliknya, cenderung mengabaikan modal politik sebagai kekuatan ciamik yang dimiliki  sejumlah tokoh.

Ia menyebut contohnya pada diri AH. Diakuinya, berbagai hasil survei menggambarkan elektabilitas AH masih belum menggembirakan. Namun sejauh ini tidap pernah terpublikasikan jika AH sebenarnya memiliki sejumlah modal politik yang sangat kuat.

“Publik Indonesia hingga pedesaan harus tahu kalau Pak AH sebagai Capres 2024 telah memiliki sejumlah modal pilitik yang sangat kuat. Satu di antaranya adalah beliau telah mengantongi tiga per empat atau 75 persen tiket menuju arena pertarungan pilpres 2024. Sebaliknya ada sejumlah tokoh capres yang menurut survei elektabilitasnya bagus, namun urusan tiketnya masih teka teki,” tegas Atang.

Selain itu, keluarga besar Golka se-Indonesia dari tingkat DPP hingga desa/keluarahan, dari sisi mesin partainya, satu suara untuk AH. “Saya dengar para dewa Golkar di Jakarta juga satu suara untuk AH,” tambah Atang.

Ketua DPD Golkar NTT, Melki Laka Lena dalam rapat pleno diperluas, Minggu (16/1/2022) malam, meminta seluruh jajarannya di provinsi ini agar terus bergerak menghidupkan mesin partai di tengah masyarakat sekaligus menggemakan AH sebagai Capres 2024. Sudah saatnya suara dari pedesaan NTT lebih kencang bersama AH dan juga bersama Golkar. (fs/mas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.