NTT Bakal Dilanda Cuaca Ekstream Sepekan Mendatang, Warga Diimbau Waspada

Kupang, MITC – Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur bakal dilanda cuaca ekstrem berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diperkirakan pada 28-30 Desember 2022, puncaknya cuaca ekstrem, kemudian pada tanggal 31 Desember –1 Januari 2023 masih berlanjut, lalu pada tanggal 2-3 Januari 2022 mulai mereda, itu yang secara umum,” Jelas Kepala BMKG Stasiun Eltari Kupang, Agus Sudiono Abadi kepada awak media dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Kamis (29/12/2022). Acara tersebut dipandu oleh Kepala Biro Administarsi Pimpinan Setda NTT, Pricilia Parera.

Dijelaskan Agus, cuaca ekstrem ini melanda seluruh wilayah Indonesia, terutama Jabodetabek, Jawa seluruhnya, NTT, dan NTB. “Pada tanggal 24-25 Desember terjadinya tropical cyclone ke Australia sehingga kita merasakan dampaknya pada tanggal 24-25 Desember 2022 hujan lebat disertai angin,” ujarnya.

Dikatakan Agus, berdasarkan prediksi kondisi global dan prekiraan hujan secara regional dan pre habilistik model yang diperkirakan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat masih berpotensi di seluruh wilayah NTT selama periode sepekan kedepan. “BMKG Eltari mengeluarkan peringatan dini 7 harian, 3 harian, 1 harian, dan 3 jam. Itu kita update, jadi yang saya rilis disini untuk 7 hari kedepan hampir seluruh wilayah NTT mengalami potensi cuaca ekstrem. Ingat, kita bukan bicara badai tetapi bicara ancaman cuaca ekstrem,” tegas Agus.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai angin. “Sudah 1-2 hari angin terasa sekali. Untuk perkiraan anginnya kecepatan angin di wilayah NTT pada periode sepekan kedepa diperkirakan arah Barat, Barat Laut, dan mempunyai kecepatan rata-rata 10-25 knot atau 10-45 km/jam. Dan angin maksimum dapat mencapai 50 km/jam. Itu perkiraan kecepatan dan arah angin,” sebutnya.

Ia juga merilis tinggi gelombang, pada jumat 30 Desember 2022, wilayah NTT yang mengalami gelombang yang sangat tinggi terjadi di Samudra Sumba, Samudra Hindia, Selatan Kupang dan Rote. “Dan arah angin yang bertiup dari Barat Daya sampai Barat Laut dengan kecepatan 8-30 knot, itu pada tanggal 30 Desember. Tanggal 31 Desember yang perlu diwaspadai gelombang 5-6 meter yang ekstrem itu di Samudra Hindia, Selatan Sumba, Sabu, Selatan wilayah Kupang, dan Rote. Tanggal 1-2 Januari 2023 juga sama,” jelasnya.

Kepada masyarakat di seluruh wilayah NTT dihimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air dan siap untuk mengantisipasi peningkatan volume curah hujan. Serta melalukan penataan lingkungan yang baik. “Bagi masyarakat pengguna transportasi baik kapal laut dan udara perhatikan selalu informasi BMKG. Selalu memantau informasi-informasi di BMKG Jakarta maupun BMKG Eltari.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo menjelaskan, menyikapi informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang dirilis oleh BMKG, terus diupdate oleh Pemerintah Provinsi NTT melalui BPBD NTT.

“Cuaca ekstrem saat ini bisa kita lihat wujudnya dengan hujan yang berimpah kemudian angin kencang yang bisa menimbulkan banjir/longsor, kemudian juga tinggi gelombang laut seperti yang sudah disampaikan oleh kapala BMKG. Pemerintah Provinsi NTT melalui BPBD sudah mulai mengingatkan pemerintah kabupaten/kota sejak BMKG merilis perkiraan awal musim hujan di bulan Oktober 2022,” sebutnya.

Dikatakan Ambrosius, BPBD Provinsi NTT sudah mulai melakukan upaya-upaya informasi kepada masyarakat, disiminasi dan selanjutnya melalui surat edaran yang ditandatangani oleh Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi. “Sudah diingatkan kepada pemerintah kabupaten untuk meningkatkan kewaspadaan siap siaga, lalu kemudian kita tindaklanjuti dengan kordinasi teknis ke BPBD Kabupaten dan Kota.” katanya.

Ia menambahkan, ketika memasuki liburan Natal dan Tahun Baru pihaknya mendapatkan rilis dari BMKG bahwa ada potensi cuaca ekstrem. “Kita meningkatkan himbauan-himbauan kepada masyarakat dengan memanfaatkan media yang ada, apalagi pada beberapa hari terakhir ini publik sempat resah dengan informasi adanya badai padahal yang kita hadapi cuaca ekstrem, kita hanya butuh ketenangan dan kesiap-siagaan. Kesiap-siagaan untuk saudara-saudara yang tinggal di lereng, di pinggiran sungai, dan dataran rendah. Apabila ada hujan lebih dari 1 jam berintesitas tinggi kemudian objek dengan jarak 30 meter tidak jelas terlihat maka harus melakukan evakuasi diri terlebih dahulu. Apapun yang dilakukan pemerintah tidak akan bisa apabila warga masyarakat tidak peduli pada keselamatan dirinya masing-masing. Oleh karena itu terus kita dorong diseminasi informasi dari BMKG,” ujar Ambrosius.

Disebutkan, hal lain yang dilakukan sejak bulan November 2022, BPBD NTT sudah mengaktifkan posko siaga darurat bencana hidrometeorologis di kantor BPBD NTT. “Lalu kemudian kita pastikan pusat pengendalian operasi bencana BPBD Provinsi yang bertempat di Lasiana aktif 7 x 24 jam,” sebutnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka mengatakan, ada moto lebih baik tidak diberangkatkan dari pada tidak sampai ke tempat tujuan. “Artinya kalau menghadapi kondidi cuaca ekstrem seperti ini teman-teman operator di laut sudah tahu, biasanya mendapat info dari BMKG kemudian nanti diolah, dan nantinya yang memberikan ijin berlayar adalah Sabandar,” katanya.

Disebutkan Kadis Isyak Nuka, untuk penyebarangan menggunakan kapal Ferry untuk sekarang diberhentikan sementara. “Soal kapan kapal feri bisa berlayar, masyarakat dihimbau untuk terus mengupdate informasi sampai benar-benar kodisi gelombang memungkinkan untuk berlayar,” sebutnya. (*selatanindonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.