KECANDUAN GAME ONLINE DAN PERLUNYA GERAKAN EMANSIPATORIS
Oleh: Fernando Mau
Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Kupang
Lanskap sosial kita saat ini ditandai dengan suatu habitus baru yang dihidupi oleh masyarakat, yakni bermain game online. Kebiasaan bermain game online ini dilakukan dalam waktu yang kolosal dan inilah yang menjadi persoalan. Kalau kita telisiki lebih dalam kebiasaan ini memperoleh dasarnya dalam masyarakat modern yang hidup dengan rasionalitas instrumental. Rasionalitas instrumental adalah rasionalitas fungsional atau rasionalitas sebuah sistem, yakni sebuah rasionalitas yang mendongkrak sebuah sistem untuk terus berfungsi dan dengan itu terus mengancam dunia kehidupan. Dalam konteks inilah kita membaca peta persoalan (status questionis) tentang kecanduan game online dan perlunya gerakan emansipatoris
Kemajuan teknologi sebagai salah satu produk dari rasionalitas instrumental menyediakan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam mencapai tujuannya. Jadi teknologi membantu manusia untuk memperoleh dengan mudah apa yang diinginkan. Kemudahan yang ditawarkan inilah yang membuat masyarakat larut dalam sistem yang ada. Akibatnya naluri mereka dibentuk, sehingga keinginan, kebutuhan dan minat mereka menjadi konformitis. Masyarakat seperti inilah yang oleh Herbert Marcuse disebut sebagai masyarakat yang sakit, yakni sebuah masyarakat yang hanya berpikir dan bertindak dalam satu dimensi (one dimension). Masyarakat seperti ini se;uruh aspek kehidupannya diarahkan pada satu tujuan belaka. Mereka teralienasi, kehilangan kesadaran kritis dan kebebasannya sebagai individu terikat dan menjadi tawanan. Kenyataan seperti ini dapat juga disebut sebagai sistem perbudakan baru. Di sinilah dapat kita tempatkan posisi masyarakat kita yang kecanduan game online.
Tentu game online merupakan permainan yang menimbulkan euforia, tetapi justru di sini dapat kita bayangkan bagaimana kejamnya teknologi sehingga dapat menguasai bahkan sampai ke situasi batiniah manusia yang merupakan hal yang paling personal. Tentang ini kebanyakan masyarakat kita tidak menyadarinya, sehingga mereka ikut mendukung dan sekaligus terlibat di dalam sistem tersebut. Masyarakat kita menjadi pembela yang melanggengkan kekuasaan sistem tersebut, yang sebenarnya hanya akan mengasingkan manusia dari kemanusiaannya. Konstruksi masyarakat yang demikian adalah masyarakat yang kehilangan integritas diri, yang terjepit dalam satu lingkaran, yakni lingkaran perbudakan baru.
Berdasarkan uraian di atas, tidak berarti bahwa kemajuan teknologi hanya membawa serta keburukan bagi manusia, melainkan ada banyak hal baik yang di bawa oleh kemajauan teknologi, tinggal bagaiman manusia menentukan prioritas nilai dalam menyambut kemajuan teknologi yang begitu pesat. Sebagai unsur modernitas penggunan dan pemanfaatan teknologi tidak dapat dihindari.
Kita tidak dapat menegasi atau mengingkari kehadiran teknologi sebagai causa instrumental yang membantu kita untuk mencapai tujuan. Karena itu sangat bijaksana jika kita menggunakan dan memanfaatkan teknologi pada salah satu dimensi praksis, yaitu kerja.
Penggunaan dan pemanfaatan teknologi seperti inilah yang akan menempatkan manusia sebagai pengendali dan teknologi sebagai yang dikendalikan, bukan sebaliknya dan cara ini juga serentak membebaskan masyarakat kita dari “perbudakan teknologi.”
Lantas kita bertanya, bagaimana kita menyadarkan dan membebaskan masyarakat kita yang saat ini terjebak (dan yang kemungkinan akan terjebak) dalam kebahagiaan semu yang ditawarkan teknologi (game online)? Karena persoalan ini semacam virus yang menggerogoti kesadaran kritis masyarakat kita, maka gerakan emansipatoris pun harus dilakukan melalui jalan yang menyentuh kesadaran kritis masyarakat kita.
Kelompok yang perlu diandalkan adalah kelompok terdidik (mahasiswa dan cendekiawan lainya). Kelompok ini perlu menyampaikan pemikiran-pemikiran kritisnya yang berkaitan dengan teknologi, baik melalui tulisan maupun forum-forum ilmiah Dengan itu terciptalah kesadaran kritis dan dapat terbentuk lapisan epistemik yang baru dalam diri masyarakat kita berkaitan dengan penggunaan teknologi, yang kemudian akan dilindungi dan dilestarikan dalam masyarakat kita. Dengan cara ini masyarakat kita dapat bebas dari kecanduan game online.