Berpaling Kepada Sang Hidup
Oleh: David Natun, S,Pd., M.Pd
REFLEKSI PASKAH DI TENGAH PANDEMI COVID 19
“Berpaling Kepada Sang Hidup”
(Refleksi Yohanes 20:14-16)
Refleksi Paskah di tengah Pandemi
- Perayaan paskah mengingatkan kita bahwa Pengorbanan dan penderitaan yang Yesus alami sungguh sangat luar biasa. Dia rela menderita, mengorbankan diriNya demi Umat Manusia, demi cintanya bagi kita. Pengorbanan dan penderitaan yang kita alami saat ini tentu tak sebanding dengan karya Agung penyelamatan yang Dia lakukan. Maka apapun kondisi kita hari ini, tetaplah bersyukur sebab Tuhan itu baik dan untuk selamanya kasih setiaNya.
- Pandemic membuat setiap keluarga berkesempatan bertemu dalam waktu yang lama/intensitas petemuan keluarga sangat tinggi, karena kita bekerja, bersekolah dan beribadat dari rumah saja. Hal ini merupakan kesempatan emas untuk membangun kembali semua kehangatan relasi antar keluarga, meningkatkan dan memupuk pendidikan nilai,budi pekerti dan lainnya berbasis keluarga/rumah tangga. Pandemic ini menjadi kesempatan memperbaiki relasi manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
- Situasi pandemic ini mengajarkan kepada kita bahwa membangun relasi dengan Tuhan tidak dibatasi oleh gedung, oleh orang, tetapi masing-masing kita dapat membangun relasi dengan Tuhan tanpa dibatasi oleh apapun, secara mandiri masing-masing kita dapat berjumpa dengan Tuhan dan berkomunikasi denganNya. Gereja boleh tutup sementara, kebaktian bisa dibatasi, jarak boleh diatur tetapi relasi manusia dengan Tuhan tak bisa dibatasi oleh apapun juga tak berjarak jauh.
Refleksi Paskah dan Kesatuan Bangsa/Nasionalisme di tengah Pandemi
- Umat Tuhan dalam Gereja masehi Injili di Timor adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di tengah pandemic sekalipun, Gereja tetap tetap menyuarakan wawasan cinta bangsa, persatuan dalam kebhinekaan sebagai kekuatan melawan pandemic yang terjadi. Kebersamaan, kesatuan tekad menjadi kekuatan bangsa keluar dari berbagai kemelut yang melanda.
- Pandemic mengajarkan kita sebagai anak bangsa untuk rela berkorban, memupuk cinta kasih dengan sesama dan bersedia melakukan sesuatu bagi peyelamatan hidup umat manusia. Mengedukasi dan melawan hoax, menyemangati dan tak boleh menakut-nakuti, bekerja bersama-sama bukan egois. Makna pengorbanan Kristus jadi teladan bagi Gereja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah pandemic.
- Paskah menyemangati Umat Kristiani untuk menjadi pribadi dan komunitas yang menghargai kehidupan, bangkit dan bersaksi, siap melayani dalam spirit Ke-Indonesiaan, Kebhinekaan dan realitas keberagaman.
Refleksi Paskah dan Karya Pemuda GMIT di tengah Pandemi
- Dalam situasi apapun pemuda tetap harus menjadi tulang punggung, menjadi garda terdepan dalam berpikir dan solid bertindak bagi kebaikan bersama. Kita tidak bicara besar atau kecilnya tindakan, tetapi kita bicara tentang bersedia bertindak atau tidak.
- Pemuda GMIT berkomitmen untuk tetap kreatif, inovatif, optimis dan penuh semangat bangkit melayani sesama di tengah pandemic. Kita berkesempatan mencatat sejarah bahwa kelompok muda Gereja tidak tinggal diam di kala pandemic, tetapi berusaha menemukan tradisi baru, tradisi hebat dalam melakukan sesuatu bagi kemanusiaan dan kehidupan.
- Orang muda Gereja terus beradaptasi dalam memanfaatkan seluruh media komunikasi yang ada untuk menunjang proses peribadatan, kegiatan-kegiatan dan perayaan hari besar gerejawi sehingga proses peribadatan dan aktifitas gereja tetap berjalan dalam ketaatan pada protocol kesehatan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Gereja dalam memutus rantai penyebaran covid perjuangan bersama untuk keluar dari kesulitan akibat pandemic ini.
Penutup
Akhirnya marilah kita bersama belajar dan terus belajar memahami maksud Tuhan bagi kita dengan pandemic yang sedang kita alami. Melalui kejadian ini kita justeru semakin kokoh, semakin kuat dan semakin yakin bahwa penyertaan Tuhan bagi umatNya tetap ada dahulu, kini dan sepanjang masa. Kita tahu bahwa janjiNya adalah pasti dan rencanaNya adalah rencana terbaik bagi kita. Selamat Paskah-Imanuel. Sola Scriptura Verbum Dei
Penulis adalah Ketua Pengurus Pemuda Sinode GMIT