Melki Laka Lena dan Mitra BKKBN Kampanye Penurun Stunting di Tunua TTS

Soe, MITC – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena atau akrab disapa Melki Laka Lena menggandeng mitra kerjanya yaitu BKKBN melakukan kampanye penurunan Stunting di desa Tunua, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Minggu (5/6/2022).

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya pengentasan stunting yang dicanangkan oleh pemerintah pusat untuk mencapai target penurunan 10% prevalensi stunting nasional dari 24,4% menjadi 14% pada tahun 2024.

Hadir dalam acara ini Kepala Perwakilan BKKBN NTT Marianus Mau Kuru, Sekda Kab. TTS Seprianus Edison Sipa, Kepala BKKBN kabupaten TTS, Inspektur Inspektorat TTS, Rektor UKAW Kupang, Dekan, dosen serta mahasiswa, camat Mollo Utara, kepala desa dan perangkat, ketua majelis jemaat setempat, Pdt. DR. Eben Nuban Timo, serta tokoh masyarakat, tokoh agama, kader posyandu dan masyarakat.

Melki Laka Lena dalam kegiatan ini mengatakan prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 48,3 persen. Dan ini tertinggi di Indonesia diantara 246 kabupaten/kota di 12 Provinsi prioritas penanganan balita stunting.

Oleh karena itu kata Melki Laka Lena dalam sosialisasinya, perlu ada gerakan ekstra keras melakukan tindakan dan upaya penurunan angka stunting tersebut.

” Asupan gizi bagi ibu hamil sampai melahirkan dan bayi harus menjadi perhatian bersama semua stakeholder termasuk untuk balita. Ada 3 pola penanganan stunting, yaitu pola asuh, pola makan dan sanitasi. Perhatian utama pada 1000 hari kehidupan sangat penting bagi bayi untuk menghindari stunting,” ujar Laka Lena.

Ia juga menjelaskan, bahwa dalam upaya penurunan stunting di TTS, pihaknya bekerjasama dengan UKAW Kupang dengan harapan mahasiswa bisa menjadi pendamping bagi keluarga yang memiliki anak stunting dan juga bisa memberikan ide kreatif serta inovatif praktis bagi masyarakat.

Dalam sesi dialog, ketua Golkar NTT ini menjelaskan, bahwa pihaknya juga sedang memperjuangkan rumah sakit Pratama Mollo dan juga alat indikator pengukur stunting secara nasional. Sementara infrastruktur jalan akan diupayakan melalui mitra komisi yang membidanginya.

“Rencana alokasi Rp 3 triliun untuk beli peralatan pengukuran standar terhadap stunting untuk ditempatkan di semua posyandu,” katanya.

Sementara Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru dalam kegiatan ini mengatakan ada tiga kerangka pendekatan yang digunakan untuk percepatan penurunan stunting Provinsi NTT yakni Pendekatan Intervensi Gizi Terintegrasi, Pendekatan Multisektor dan Multipihak serta Pendekatan Berbasis Keluarga Beresiko.

Marianus juga menjelaskan, saat ini stunting di NTT per Agustus 2021 berada pada angka 20,9 persen, dan keluarga berpotensi resiko stunting sebanyak 603.893 kk.

Untuk menurunkan angka stunting di NTT itu, menurutnya perlu ada kerjasama dengan semua pihak, termasuk keterlibatan lembaga keagamaan.

Lembaga keagamaan menurut Marianus, memiliki beberapa peran penting seperti berperan dalam screning kesehatan (Elsimil) dan edukasi perencanaan berkeluarga kepada peserta kursus pernikahan, bersinergi dengan tokoh masyarakat mengkaji tradisi konsumtif seperti belis maupun acara kematian), memfasilitasi edukasi Kespro bagi remaja di komunitas agama, dan Kampanye pemanfaatan pangan lokal bergizi tinggi.

Marianus menjelaskan Presiden Jokowi menargetkan anggka penurunan stunting secara nasional pada tahun 2024 sebesar 14 %. Sedangkan Gubernur NTT mentetapkan target provinsi dalam penurunan angka stunting pada tahun 2023 sebesar 12 %.

“waktu tinggal 18 bulan atau tinggal 15 bulan kalau hanya sampai dengan masa akhir jabatan gubernur, waktu sangat pendek harus turunkan 10% dalam 15 bulan. Untuk itu perlu gerakan bersama masyarakat dan seluruh komponen secara konvergen atau kolaboratif,” ajak Marianus.

Sekda TTS Seprianus Edison Sipa yang hadir pada acara tersebut menyampaikan terima kasih atas bantuan dan kerjasama serta dukungan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena yang selalu datang dan melihat serta membantu TTS dengan berbagai program termasuk mendukung penurunan angka stunting.

Usai kegiatan tersebut Melki Laka Lena menyerahkan bantuan dana untuk gereja GMIT Bethania Tunua, juga bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil dan alat swab antigen. (*igo/aat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.