Gubernur VBL Dorong Asprov PSSI NTT Ciptakan Budaya ‘Sepakbola Damai’
Kupang, MITC – Pada acara pelantikan Pengurus Asprov PSSI NTT Masa Bhakti 2021 – 2025, Gubernur Viktor Bungtilu Bungtilu Laiskodat (VBL) meminta jajaran pengurus Asprov PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) NTT untuk membawa perubahan dalam sepakbola NTT, sebagaimana sepakbola yang menghadirkan hiburan dan kedamaian tanpa adanya konflik. Demikian diungkapkannya pada saat memberikan sambutan dalam acara tersebut di Aula El Tari Kupang pada Selasa (8/2).
“Saya harapkan dibawah kepengurusan yang baru ini, akan membawa perubahan positif bagi sepakbola NTT. Bisa menciptakan budaya sepakbola damai dan menghibur masyarakat, jangan lagi dalam pertandingan juga ada konflik dan bentrok serta perkelahian antar pemain dan juga rusuh antar penonton. Saya harap PSSI NTT perhatikan hal itu,” ujar Gubernur VBL.
“Untuk itu kita harapkan bersama agar ciptakan kompetisi yang sehat, melakukan pembinaan secara baik kepada setiap klub, pemain, pelatih, wasit dan juga sosialisasi pada masyarakat. Sehingga nantinya ada dampak positif dengan persaingan yang sehat tanpa konflik dan benar-benar menghadirkan hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat sebagaimana sepakbola adalah pemersatu bangsa,” jelas Gubernur.
Gubernur VBL juga meminta kepada Asprov PSSI untuk menyelenggarakan kompetisi setiap bulan. “Setiap bulan harus ada 1 kompetisi. Sehingga ada wadah kompetisi yang berkelanjutan dan untuk kompetisi-kompetisi yang sudah wajib tetap dilaksanakan terus menerus. Jadi harus ada perubahan-perubahan yang kita lakukan. Jangan hanya mengisi struktur organisasi tetapi harus hadirkan kreatifitas bagi sepakbola NTT,” tegasnya.
“Saya juga mau beri motivasi kepada atlet-atlet sepakbola kita untuk memiliki daya juang tinggi dan dengan semangat petarung. Walaupun kita punya kekurangan tapi harus buktikan bahwa atlet-atlet sepakbola NTT bisa menjadi yang terbaik. Kita contohkan negara Senegal yang baru saja menciptakan sejarah dengan menjuarai Piala Afrika. Tidak disangka, Senegal yang dipandang sebelah mata mampu meraih juara setelah mengalahkan Mesir. Itu karena semangat juang yang tinggi dari para pemain untuk mengangkat harga diri bangsa melalui sepakbola dikancah internasional meskipun negara mereka juga tergolong negara miskin dan itu menjadi kebanggaan bagi masyarakatnya,” papar beliau.
Sementara itu Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menjelaskan, untuk membangun sepakbola NTT maka Asprov PSSI BTT harus terus berkoordinasi dengan Askab dan Askot untuk dapat terus menjaring talenta-talenta berbakat.
“Saya juga harapkan terus melakukan koordinasi dengan Askab dan Askot di setiap kabupaten dan kota sehingga bisa dapat pemain yang berkualitas. Saya tahu betul skill pemain-pemain asal NTT tidak kalah hebat dengan yang lain,” ujar Iriawan.
“Kita kerja untuk sepakbola ini harus serius, karena tidak mudah mengurusnya. Maka dari itu Asprov PSSI NTT harus juga selenggarakan Liga 3, Piala Soeratin, Kursus Pelatih dan Wasit Lisensi B, serta pembinaan pemain di daerah. Saya tegaskan lagi untuk pembinaan pemain harus ditekankan pada mental yang tangguh serta daya juang yang tinggi, harus disiplin latihan, serta menjaga kebugaran fisiknya,” kata beliau.
Ketua PSSI NTT Chris Mboeik mengatakan jajaran PSSI NTT akan berusaha mengatasi berbagai kekurangan pada sepakbola di NTT. “Kami akan berusaha memperbaiki beberapa kekurangan kita diantaranya dengan pembenahan kualitas stadion dan juga lapangan-lapangan sepakbola di NTT. Kita juga akan lebih banyak mengadakan kompetisi sehingga menjadi wadah pembinaan pemain, serta
peningkatan kualitas wasit dan pelatih,” jelasnya.
Chris menambahkan, Asprov PSSI NTT juga membutuhkan dukungan semua pihak untuk dapat membawa sepakbola NTT bersaing dilevel nasional bahkan internasional. (*aat)