Pengabdian Kepada Masyarakat, GMKI Baa Berbagi Kasih

MITC, BAA – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Baa melakukan kunjungan kasih di Desa Oelolot, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (14/09/2021).

Dalam kunjungan tersebut GMKI Cabang Baa memberikan sembako kepada ke salah satu warga yang biasa di sapa Oma Lissa.

Kepada Media ini, Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan (Akspel) Stefen R. Hilli mengatakan bahwa kegiatan kunjungan kasih tersebut adalah salah satu implementasi tahap pertama dari kegiatan Bidang Akspel.

“Kehadiran GMKI Baa ke Oma Lissa merupakan salah satu bentuk kepedulian kami kepada Oma Lissa, kami juga memberikan sedikit bantuan sembako berupa beras, gula pasir, teh. Sekaligus menjalankan 3 Medan Layan GMKI yaitu salah satunya Pengabdian Masyarakat,”kata Stefen.

Pantauan media ini, keseharian Oma Lissa berkerja sebagai petani rumput laut, dan juga Oma Lissa tinggal di tempat bekas kandang domba yang seharusnya tidak layak untuk di huni oleh Oma Lissa.

Sehingga Ketua GMKI Baa, Anderias Panie berharap agar Pemerintah Rote Ndao memberikan bantuan rumah layak huni kepada Oma Lissa.

“Harapan kami, semoga pemerintah memperhatikan orang-orang seperti Oma Lissa untuk diberikan bantuan rumah layak huni,”harapnya.

Ia juga mengatakan bahwa kegiatan seperti ini akan terus dilakukan sebagai bentuk GMKI hadir di tengah-tengah masyarakat.

“Kegiatan ini tidak sampai di sini saja kami dari GMKI Cabang Baa akan kembali melakukan kegiatan Kunjungan ke desa – desa di minggu berikutnya untuk melakukan pengabdian ke masyarakat,”katanya.

Sementara itu di Desa Landu, Kecamatan Rote Barat Daya (RBD), GMKI juga temui Pejabat Kepala Desa (Kades) Landu, Iskandar Messah.

Dalam penyampaiannya Iskandar Messah mengatakan bahwa salah satu skala prioritas yang dikeluhkan masyarakat adalah air bersih, dimana air berdih ini yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.

“Namun yang menjadi kendalanya disini di batasi laut sehingga mempersulit akses air bersih. Mudah-mudahan kedepannya pemerintah dapat memberikan kemudahan dengan membangun bak raksasa penampung air serta pepipaan guna memudahkan air bersih untuk masyarakat Desa Landu,”kata Iskandar.

Disamping itu, ketu GMKI menanyakan persoalan listrik di Desa Landu yang kemudian belum nyala hingga saat ini, Iskandar menyebut PLTS sudah sekitar 5 atau 6 tahun tidak berfungsi, karena faktor kerusakan sejak direalisasinya PLTS yang pengunaannya hanya 2 tahun.

“bahkan proyek pembangunan jaringan listrik yang sudah berjalan sejak tahun 2019 hingga saat ini hanya tiang-tiang listrik dan kabelnya tanpa fungsi. Ini adalah program pusat yang tidak diwujudkan sesuai janji Semoga pemerintah daerah melanjutkan proyek ini untuk kesejahteraan rakyat,”pungkas Iskandar. (Erthon Dethan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.