Menjalani Isolasi Mandiri? Bisa Ikuti Langkah Ini
Kupang, MITC – DPD Golkar Provinsi NTT tak henti-hentinya berusaha dan bergerak untuk terus membantu warga dengan berbagai kegiatan kemanusiaan, terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Seluruh kader diperintahkan untuk bergerak secara simultan. Ada yang menyediakan APD, makanan siap saji untuk warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman), mencari pendonor plasma konvalesen, menjadi pendonor konvalesen bagi penyintas Covid-19, menggerakan UMKM, dan banyak lagi kegiatan kemanusiaan yang dilakukan.
Hari Senin (26/7/2021) lalu, digelar webinar dengan topik ‘Panduan isolasi Mandiri.” Narasumber pada webinar ini ada tiga orang dokter dengan pengalaman masing-masing menangani pasien Covid-19, yaitu dr. Loli J. Simanjuntak, Sp.PD, MARS yang merupakan Direktur Medik dan Keperawatan RSU Pusat Fatmawati Jakarta, Dr. drg. Domi Minggu Mere, M.Kes, staf ahli penanganan Covid-19 NTT yang juga merupakan mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dan yang ketiga dr. Maria V. Ivony D. Ray, M.Kes, Kepala Puskesmas Sikumana, Kota Kupang
Webinar ini dihadiri oleh beberapa penyintas Covid-19 dan juga sejumlah pasien aktif Covid-19 yang sementara ini tengah menjalani isolasi mandiri dan juga perawatan di rumah sakit.
Ketiga narasumber secara bergantian mengulas secara detail tentang Covid-19 dan penanganannya. Dimulai dari gejala, langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terkonfirmasi positif, syarat seseorang harus diisolasi mandiri atau harus dirawat tenaga medis di rumah sakit, alat yang diperlukan saat isolasi mandiri, obat-obatan yang dibutuhkan, kegiatan harian yang harus dilakukan selama menjalani masa isolasi mandiri, dan seterusnya
Gejala Covid-19
Berikut ini gejala-gejala seseorang terpapar Covid: sakit kepala, sakit tenggorok, pilek, demam, batuk, umumnya batuk kering ringan, fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, kehilangan indra penciuman/ anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, mialgia dan nyeri tulang, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivis (radang atau iritasi mata), kemerahan pada kulit /perubahan warna, pada jari-jari kaki, frekuensi nafas 12-20 kali per menit, saturasi ≥95%
Kegiatan Harian Isoman
Buka jendela kamar agar cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara, berjemur dimatahari 10-15 menit antara pukul 10.00-13.00, rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer, olahraga rutin 3-5 kali seminggu, makan bergizi seimbang 3 kali sehari secara terpisah dengan keluarga, pisahkan cucian kotor dengan pakaian kotor keluarga lainnya, bersihkan kamar setiap hari, gunakan APD (minimal masker), cuci alat makan sendiri setelah selesai digunakan, periksa suhu tubuh dan saturasi oksigen setiap pagi dan malam, tidur di kamar pribadi yang terpisah dengan anggota keluarga lain, konsumsi vitamin C, D, Zn atau sesuai anjuran dokter, hubungi pelayanan kesehatan terdekat untuk bimbingan pemantauan mandiri. Alat yang bisa disiapkan berupa thermometer dan oxymeter.
Isolasi mandiri dilakukan selama 14 hari karena gejala covid biasanya muncul dalam 1-14 hari.
Buku protokol tata laksana covid dari Kemenkes halaman 3 & 7, menegaskan, “Isolasi madiri atau karantina dapat dilakukan selama 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernafasan, bila tidak ditemukan adanya gejala dan keluhan, dapat mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan kesehatan anda. Petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan kesehatan, bila tidak terdapat gejala dan keluhan covid maka anda akan diberikan surat selesai isolasi mandiri, sehingga anda sudah boleh beraktivitas di luar rumah seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.”
Seminar menjadi ramai oleh respon dan pertanyaan peserta. Ada peserta yang menanyakan bolehkah memakai pendingin ruangan (AC) di dalam kamar? Dokter Loli menjawab, “Saya lebih menyarankan untuk membuka jendela, apalagi jika Anda memiliki tanaman hijau di sekitar rumah.”
Saat sendirian di kamar, perlukah terus-terusan memakai masker? “Tentu tidak. Anda tak perlu memakai masker ketika tak ada orang lain di kamar,” jawab dr. Loli.
Apakah anggota keluarga yang merawat harus mengganti sarung tangan setiap kali memegang benda orang yang positif Covid-19?
“Betul, ganti sarung tangan setelah dipakai. Sarung tangan dapat bertindak sebagai benda pembawa virus. Penting untuk segera membuangnya,” kata dr. Loli.
Bagaimana jika hanya ada satu kamar mandi di rumah? “Jika hanya ada satu kamar mandi di dalam rumah, pastikan untuk membersihkannya setelah setiap kali digunakan. Tutup kloset sebelum menyiramnya,”
Baju orang positif Covid-19 harus dicuci terpisah? “Pakaian pasien Covid-19 harus dicuci secara terpisah. Tidak hanya itu, peralatan makan juga harus dipisahkan. Jangan dipakai oleh anggota keluarga yang ada di rumah.”
Dokter Loli mengatakan, “Jika Anda terinfeksi virus dan berada dalam isolasi, sebaiknya gunakan peralatan sekali pakai untuk makanan dan membuangnya setelah digunakan. Jika menggunakan peralatan rumah tangga, baik piring, sendok ,gelas, dan lain-lain dipakai dan simpan khusus sehingga tidak digunakan oleh orang lain. Selain itu, pasien yang positif Covid-19 disarankan tetap berada di dalam kamar saja.”
Menanggapi pertanyaan terkait hoax covid-19, Dr. drg. Domi mengingatkan serta mengimbau seluruh masyarakat agar di masa pandemi ini dalam menerima informasi tolong difilter secara bai. “Setiap informasi yang diterima diupayakan untuk dikonfirmasi kebenarannya,” tandas Dr. drg. Domi Minggu Mere
Sedangkan, dr. Maria V. Ivony D. Ray, M.Kes secara tegas dan menohok mengatakan, “Bapak/Ibu, dalam menjalani panggilan kemanusiaan ini terkadang kami lupa bahwa kami harus tetap sehat. Kadang kami juga lupa bahwa keluarga kami harus tetap sehat. Kami sudah mengabdikan diri dengan sungguh karena itu kami minta dengan rendah hati masyarakat yang menerima informasi tolong dipertimbangkan secara baik, dipikirkan secara logis, dan yang terpenting harus dapat terkonfirmasi secara ilmiah.”
Salah seorang peserta webinar yang tengah menjalani isolasi mandiri dalam tanggapannya meminta agar Golkar NTT dapat membantu meramu semua materi dalam bentuk buku saku, sehingga dapat menjadi pedoman atau panduan yang mudah dipelajari oleh pasien ketika melakukan isolasi di rumah.
Permintaan ini direspon positif oleh ketiga narasumber dan juga disanggupi oleh Ketua Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena
Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 2,5 jam dan dipandu oleh Restu H. Dupe sebagai host dan Debi Angkasa sebagai moderator. (aat)