BUMI HANCUR AKIBAT ULAH MANUSIA

Oleh : Dionisius Koliama Kaha

Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang

Kosmos adalah suatu kesatuan. Suatu kesatuan terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Karena kosmos adalah suatu kesatuan, suatu keutuhan, suatu totalitas dari realitas, maka kosmos juga terdiri dari bagian-bagian atau pengkosmos-pengkosmos yang memiliki hubungan timbal balik atau resiprok. Dan karena kosmos terdiri dari bagian-bagian yaitu pengkosmos-pengkosmos yang saling berhubungan satu sama lain, maka sebenarnya kosmos memiliki sebuah system.

Kosmos dianalogikan sebagai tubuh manusia. Terdapat begitu banyak organ dalam tubuh manusia, dengan fungsinya masing-masing. Setiap organ bekerja sesuai fungsinya, dan semuanya saling berkait membentuk satu tubuh yang utuh. Hukum alam dari sebuah sistem adalah bahwa seluruh sistem akan berubah jika satu bagian dari keseluruhan sistem itu tidak berfungsi sesuai fungsinya. Jantung manusia, jika tidak berfungsi baik sesuai fungsinya maka seluruh tubuh akan terganggu. Begitu pun kosmos, salah satu pengkosmos tidak berfungsi baik, maka seluruh keutuhan kosmos akan terganggu.
Kosmos memiliki sebuah sistem. Sistem menjanjikan sebuah keteraturan atau keseimbangan. Maka kosmos adalah sebuah keseimbangan. Ada kesimbangan di dalam hidup dapat kita melihat di dalam kehidupan kita sehari-hari yakni ada gelap maka ada terang, ada hitam maka ada putih, ada panas maka ada dingin, ada besar maka ada kecil, ada hidup maka akhirnya ada mati. Ada pengkosmos berkesadaran maka ada pula kosmos yang tidak berkesadaran. Semuanya ada untuk saling menyempurnakan dan menyeimbangkan.

Keseimbangan ini terjadi dalam suatu sistem yang menuntut agar masing-masing komponen ‘bekerja’ dalam fungsi dan perannya masing-masing. Kosmos adalah suatu keteraturan. Dan indikator dari suatu keteraturan/keseimbangan adalah kesempurnaan. Sebaliknya, kekacauan diindikator oleh keterbatasan. Kekacauan kosmos yang kini terjadi karena keterbatasan manusia yang belum menyadari perannya sebagai pengkosmos berkesadaran yang berperan penting dalam pelestarian alam semesta ini.
Misalnya, hujan sebenarnya adalah penyeimbang terhadap polutan-polutan alami yang mencemarkan udara, seperti gas sulfur akibat letusan gunung berapi, atau gas-gas akibat penguapan air laut. Namun, dewasa ini pencemaran udara bukan terjadi secara alamiah melainkan buatan manusia, seperti emisi-emisi dari pabrik, pembakaran batu bara, dan lain sebagainya.

Emisi-emisi inilah yang lalu mengakibatkan beberapa dekade belakangan ini, sering bahkan selalu terjadi hujan asam. Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar dipikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering. Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.

Deposisi basah mengacu pada hujan asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah, buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan atau hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun, partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.

Penyebab Terjadinya Hujan Asam

Ada tiga jenis polutan utama yang menyebabkan terjadinya hujan asam yaitu sulfur dioksida(SO2), nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOCs) atau zat-zat organic yang mudah menguap. Sumber dari kandungan sulfur alami diudara sebagian besar sekitar 25 sampai 30% berasal dari letusan gunungapi seperti di El Chichon tahun 1982 atau Gunung Pinatubo pada tahun 1991. Hidrokarbon juga dapat menyebabkan hujan asam, asam karboksilik, HCOO, dan asam metilkarboksilik, CH3CO, merupakan hasil dari oksidasi emisi biota laut maupun darat. Selain secara alami gas sulfur juga berasal dari pembakaran batubara dan berasal dari emisi industri. Pada tahun 1983 United Nations Environment Programme memperkirakan besarnya sulfur yang dilepaskan antara 80-288 juta ton tiap tahunnya dan sekitar 69 juta ton diantaranya berasal dari aktivitas manusia.

Nitrogen oksida (NOr = NO + NO2) selain berasal dari letusan gunungapi, sumber dari zat ini adalah dari emisi tanah, kilat, pertukaran gas stratosfer-troposfer, dan pembakaran biomassa. NO merupakan hasil pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik bahan bakar fosil maupun dari biomassa. besarnya oksida nitrogen yang dilepaskan antara 20-90 juta ton tiap tahunnya dari alam dan sekitar 24 juta ton diantaranya berasal dari aktivitas manusia. Amoniak dihasilkan dari emisi pupuk. Sumber-sumber pencemar ini berasar dari pembuangan asap mesin (kendaraan bermotor dan stasiun pembangkit energy) dan pembakaran biomassa. Produksi N2O (termasuk CO2, HNO3, dan CH4) dapat menyebabkan dampak lain yaitu efek rumah kaca dimana N2O memiliki masa tinggal lebih dari 150 tahun di atmosfer sebelum terurai.

Proses Terjadinya Hujan Asam

Air yang ada di bumi selalu menguap ke angkasa setelah terkena sinar matahari, kemudian membentuk awan di langit dan ketika ditiup angin, uap-uap yang membentuk awan itu mencair kembali dan turun lagi ke bumi dalam bentuk hujan.

Demikianpun dengan proses terbentuknya hujan asam. Polutan-polutan kimiawi dari pabrik, dari hasil pembakaran batu bara, dari kendaraan bermotor akan membumbung ke angkasa, dipercepat oleh cahaya matahari. Lalu semuanya itu akan menempel pada lapisan atmosfir, dan ketika menebal dan ditiup angin, maka polutan-polutan yang mengandung asam tersebut akan turun lagi ke bumi dalam bentuk hujan asam. Demikianlah bumi dirusakan oleh polutan-polutan tersebut.
Dampak Hujan Asam Bagi Bumi

Adapun hujan asam ini memberi pengaruh yang sangat buruk bagi bumi secara keseluruhan, dan bagi kesehatan manusia khususnya.

  • Hujan asam mengandung kandungan asam yang tinggi yang tidak baik untuk kesehatan kulit manusia. Juga kandungan asam tersebut menggangu proses pernafasan manusia.
  • Hujan asam mengandung kandungan asam yang menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
  • Hujan asam mengandung polutan-polutan yang merusak humus tanah. Akibatnya tanah menjadi tidak subur.
    Jelas bahwa dampak-dampak di atas, akan secara otomatis menghambat berbagai aspek kehidupan manusia, baik itu sosial, politik, ekonomi, maupun kesehatan.

Usaha Menanggulangi Efek dari Hujan Asam

Beberapa usaha sedehana untuk menanggulangi efek dari hujan asam, yang kiranya dapat membantu melindungi bumi dari hujan asam.

  • Hujan asam berasal dari polutan-polutan yang mengandung asam, seperti emisi-emisi pabrik, asap kendaraan bermotor, uap-uap parfum, dan lain sebagainya. Karena itu, kita diharapkan mengurangi penggunaan alat-alat/mesin-mesin yang menciptakan polusi bagi udara.
  • Efek rumah kaca turut membantu memperlancar proses terjadinya hujan asam. Karena itu, penggunaan kaca pada rumah-rumah diminimalisir.
  • Lestarikan lingkungan hidup, terutama menanam banyak pohon agar memproduksi oksigen yang cukup untuk melawan polutan-polutan yang dibawa serta oleh hujan asam.
    Kosmos adalah keteraturan. Keteraturan adalah kesempurnaan.

Manusia sangat terbatas, maka dari itu ia tidak mampu memahami tentang kosmos yang sempurna. Karena tidak mampu memahami, maka manusia keliru bertindak dan terjadilah kekacauan. Hujan asam merupakan bagian dari ulah manusia yang kurang menyadari dan memahami tentang kesempurnaan kosmos dan perannya sebagai pengkosmos yang berkesadaran. Manusia sering terkontaminasi dengan rasa ingat diri yang tinggi, sehingga ia lupa bahwa ada hal lain yang jauh lebih penting daripada sekedar memperhatikan diri sendiri. manusia belum sadar bahwa kosmos adalah totalitas dari realitas yang ada, termasuk manusia itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Carmelo (Membangun Rohani Umat), (Majalah), Meditasi Alam Edisi No. 1, Tahun XV, 2012.
Lumen Veritatis (Jurnal Filsafat dan Teologi), Vol.2, No. 1, April-September 2008 (Kupang: Fakultas Filsafat Agama).
Sastrawijaya, Tresna, PencemaranLingkungan,Jakarta: AsdiMahasatya, 2008.
Siahaan, N. H. T. Hutan, Lingkungan dan Paradigma Pembangunan, Jakarta: penerbit pancuran alam, 2007.
Siswanto, Joko, Orientasi Kosmologi, Yogyakarta: Gadja University Press, 2005.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.