Bencana Alor Timur Laut, Korban Butuh Bantuan Sembako dan Obat-Obatan
Kalabahi, MITC – Korban bencana Siklon Tropis Seroja banjir bandang dan tanah longsor di Desa Lipang dan Desa Pido Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor Provinsi NTT saat ini membutuhkan bahan makanan, air minum, pakaian dewasa juga anak-anak dan obat-obatan.
Sebab stok bahan makanan, pakaian dan sumber air minum semuanya ludes terbawa banjir pada Minggu (4/4) hingga Senin (5/4) malam. Sejumlah Pustu di desa itu juga tidak beroperasi karena ketiadaan tenaga medis.
Banjir dan tanah longsor terparah terjadi di Desa Lipang Kecamatan Alor Timur Laut hingga menyebabkan 17 orang hilang dan menghancurkan sebagian besar rumah warga dan fasilitas umum.
Usu Lande, Pemuda Desa Lipang menjelaskan, banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Minggu dan Senin malam di desanya, menghilangkan 17 korban jiwa. Dua korban di antaranya telah ditemukan pada hari Senin dan Selasa (6/4). Sementara 15 orang lainnya masih dilaporkan hilang.
“Kami di Desa Lipang ada 17 orang hilang. Dua baru ditemukan, sisanya belum. Saat ini masyarakat Desa Lipang yang mengungsi itu ada 1 RT mengungsi di kantor desa. Mereka sangat membutuhkan bahan makanan, air minum, pakaian dewasa dan anak-anak, kain, tikar, bantal, sarung, kelambu, sabun dan obat-obatan karena semua petugas medis di Pustu itu sudah ke Kalabahi semua baru terjadi bencana. Butuh fasilitas penerangan juga karena ini semua tinggal di bawa kaki bukit, dan kita butuh tenda pengungsian di 3 RT juga,” ujarnya.
“Logistik korban mengungsi di desa masih ditanggulangi Pemdes tapi Kios sembako di Desa sudah kosong. Tadi ada bantuan dari desa berupa beras 1 sak dan gula 1 sak. Itu yang masih bertahan,” kata Usu Lande dihubungi, Selasa (6/4) malam di Desa Pido (kebetulan ada signal di sana).
“Masyarakat juga butuh bahan bangunan untuk perbaikan rumah yang hanyut terbawa banjir. Data sementara yang kami himpun itu di RT 1, RT 2 dan RT 3, total ada sekitar 15 rumah yang hanyut terbawa banjir,” lanjut dia.
Usu menjelaskan, masyarakat kehilangan rumah berserta perabot, bahan makanan, pakaian dan tempat tidur. Semuanya ludes terbawa banjir bandang.
Selain rumah, berbagai fasilitas seperti sekolah dasar juga mengalami kerusakan akibat angin kencang, tanah longsor dan banjir.
Sementara itu beberapa titik sumber air minum di desa itu juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir dan tanah longsor. Saat ini masyarakat kesulitan mengkonsumsi air minum bersih.
Usu menambahkan, warga terdampak bencana juga nampak mulai mengalami berbagai penyakit seperti demam, batuk dan pilek, namun para petugas yang bertugas di Pustu Desa itu semuanya sedang tidak berada di lokasi untuk melayani masyarakat.
Semua petugas kesehatan di Pustu sedang tidak berada di lokasi selama beberapa hari sebelum datang bencana alam. Saat ini masyarakat kesulitan berobat di fasilitas kesehatan karena ketiadaan petugas medis.
Usu menyatakan, saat ini desanya belum menerima bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Alor maupun pihak luar karena akses jalan masih terputus. Ia minta pemerintah segera membuka akses jalan darurat agar penyaluran bantuan dan pencarian korban hilang bisa berjalan baik.
Desa Pido Terdampak Banjir dan Tanah Longsor
Bencana juga menghantam Desa Pido Kecamatan Alor Timur Laut yang juga memporak-porandakan rumah pendudukan dan fasilitas umum.
Kepala Desa Pido Petrus L. Lande mengatakan, warga desanya semuanya selamat dari bencana Siklon Tropis Seroja namun bencana itu telah menghancurkan rumah warganya dan merusak fasilitas sekolah dasar.
“Rumah masyarakat saya itu sebagian besar hancur terbawa banjir, longsor dan angin kencang. Ini kita masih data. Angin kencang jadi kami belum data semua. Besok kami punya RT RW data semua lagi baru kami bawa ke Kalabahi. Prediksi saya itu ada sekitar 20 rumah penduduk hancur,” katanya.
“Gedung sekolah ada satu gedung 3 ruang yang hancur. Gedung SD Negeri Pumi di Desa Pido,” ujar Kades Petrus dihubungi wartawan Selasa malam di Desa Pido.
Menurut Kades Petrus, selain bangunan, bencana juga merusak akses transportasi jalan dan jembatan dari dan menuju Desa Pido. Kemudian, bencana juga merusak sambungan kabel listrik dan sumber air minum.
“Jalan semua terputus. Transportasi kami macet total. Tiang listrik juga banyak yang jatuh. Memang kami punya listrik ini sudah dari tahun lalu belum menyala tapi tiang-tiangnya ada yang jatuh. Air minum juga pipa dengan bak penampung semua banjir bawa,” ungkapnya.
Kades Pido juga menyebut saat ini ada dua warga yang mengungsi di pusat ibu kota Desa dan sedang mendapat perhatian darinya. Namun untuk saat ini mereka kesulitan logistic karena semua kios yang menjual sembako stoknya sudah habis.
“Warga yang mengungsi ada 1 KK. Mereka ungsi di Ibu Kota Desa di rumah keluarga. Terus ada satu anak warga Desa Lipang umur 9 bulan, korban selamat. Ayah dan ibunya banjir bawa belum ditemukan. Anak sekarang mengungsi di Desa Pido jadi perhatian kami. Memang kami ini kesulitan bahan makanan karena kios yang jual sembako sudah habis. Ini besok kami harus ke Kalabahi cari bahan makanan,” katanya.
Kades Petrus juga menjelaskan warganya saat ini sangat membutuhkan pelayanan kesehatan di desa namun untuk sementara semua Bidan desa sedang berada di Kalabahi.
“Ibu Bidan semua di Kalabahi baru bencana ini terjadi jadi mereka belum ke desa, padahal masyarakat sangat butuh obat-obatan,” lanjut Kades.
Kades Petrus mengaku saat ini bantuan logistik dari pemerintah belum bisa disalurkan karena akses jalan dan jembatan dari dan menuju desa itu terputus total akibat banjir dan longsor.
Kades memastikan, besok ia akan melaporkan semua data korban dan kerusakan yang terjadi di desanya untuk disampaikan ke kantor BPBD. Selanjutnya ia akan meminta bantuan logistik ke pemerintah daerah.
“Sejauh ini belum ada bantuan logistic dari Kabupaten. Karena jalan jembatan semua kita ke Kalabahi ini semua terputus total. Besok kami usahakan antar data ke Kalabahi untuk diserahkan ke daerah. Kami sangat butuh bantuan makanan karena bencana ini kami punya hasil tanaman, kemiri, pisang, jagung, ubi kayu, padi, kacang semua rusak habis. Kami terancam kelaparan di desa,” pungkasnya.
Sekda Alor Soni O. Alelang mengatakan, pemerintah sudah mendapat laporan sementara dampak bencana yang terjadi di Desa Lipang dan sekitarnya.
Soni menyatakan, pemerintah sudah menggelar rapat hari ini membahas langkah-langkah penanganan bencana pada sejumlah titik yang parah termasuk Desa Lipang. Dipastikan besok tim akan turun menangani bencana di Desa Lipang.
“Kita sedang rapat untuk penanganan di Lipang. Masih sementara rapat untuk action besok,” ujar Sekda Soni dihubungi Selasa malam sambil mengatakan Bupati Alor Drs. Amon Djobo juga sudah teken surat keputusan Alor masuk status darurat bencana alam.
Pemerintah Kabupaten Alor Provinsi NTT sebelumnya mengumumkan data terbaru korban bencana Siklon Tropis Seroja yang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang memporak-porandakan 18 kecamatan di Kabupaten Alor, pada tanggal 1-6 April 2021.
Sekda Alor Soni O. Alelang menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dihimpun pemerintah sejak Kamis 1 April hingga Selasa 6 April 2021 di 18 kecamatan, total jumlah korban sebanyak 66 orang.
“Korban kita totalnya ada 66 orang; Meninggal 17 orang, Luka-luka 25 orang dan 24 orang Hilang masih dalam pencarian. Ini data sementara. Kemungkinan masih akan bertambah sesuai perkembangan nanti,” kata Sekda Soni Selasa (6/4/2021) di Kalabahi.
Selain korban manusia, bencana tersebut juga telah meluluhlantakkan rumah warga dan berbagai fasilitas umum daerah. Demikian dilansir dari tribuanapos.net