Tim BPBD TTS Turun Identifikasi Korban Banjir, Meski Belum Ada Laporan dari Desa

SOE, MEDIAINDONESIATIMUR.COM – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Timor Tengah Selatan (TTS), Adi Tallo ketika dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon Sabtu, (23/05/2020) Pukul 14:39 WITA terkait banjir yang melanda Desa Skinu Kecamatan Toianas dan Desa Fatu Manufui dan Desa Meusin Kecamatan Boking, menyampaikan bahwa untuk sementara dari pihak BPBD, Sedang dalam perjalanan menuju ke tiga desa yang terpapar bencana banjir.

“Teman-teman sementara on the way kesana, karena di daerah Koto sementara di tutup karena longsor dan sedang dibenahi oleh Dinas Pekerjaan Umum, sehingga teman-teman yang melakukan kunjungan ke sana lewat jalur Utara, kunjungan ini sekaligus untuk mengidentifikasi warga yang terpapar banjir, Ujar Kepala BPBD

“Memang kalau di Fatu Manufui di daerah yang dataran rendah dalam kondisi cuaca hujan dengan intensitas sedang sampai berat pasti akan ada genangan di sejumlah titik, sehingga tempat tinggal masyarakat yang memang terdapat di daerah genangan pasti akan tergenang,” Ucap Adi.

Lanjut Adi Tallo mengatakan bahwa pihaknya memperoleh informasi bahwa bencana banjir tersebut terjadi akibat kesalahan pemasangan bronjong sejak tahun 2010. “Kami memperoleh Informasi dari lapangan bahwa memang itu sejak 2010 akibat pemasangan bronjong, tapi bukan berarti  masyarakat disekitar itu perlu diungsikan, memang ada sebagian diungsikan ke rumah-rumah desa,” Ujar Adi

Seharusnya Pemerintah Desa memiliki antusiame yang tinggi terhadap masyarakat terkait bencana banjir yang melanda dusun dan RT. “Desa yang punya warga lebih tau kondisi warganya yang seperti apa, sehingga laporan resmi harusnya datang dari mereka. Sampai saat ini, laporan lisan atau laporan via media telpon saja belum sampai ke BPBD dari desa.

“Saya ditelpon oleh anggota DPRD TTS, dan kita saling klarifikasi  dan saya bilang harusnya Desa lebih tau masyarakatnya, mestinya ada laporan, tidak harus laporan secara tertulis tetapi bisa menyampaikan melalui media telepon sehingga kami bisa tahu persis kondisi yang sebenarnya, sehingga tidak harus kami dapat dari media sosial, facebook, dll. Karena dari medsos bisa saja memang betul ada banjir tetapi apakah memang betul ada rumah yang terdampak? Itu belum tentu, hingga saat ini laporan dari Desa Meusin yang sudah terima dua desa lainnya belum ada,” tutur Kepala BPBD

Terkait dengan bantuan yang akan dibawakan kesana, “Sebenarnya konsepnya kami adalah ketika kami dapat data dari desa yang sudah valid maka kita sudah bisa bawakan bantuan , tapi sampai hari ini informasi dari desa secara resmi belum ada, sehingga kami kirimkan teman-teman untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu, nanti setelah kita identifikasi dan kita tahu persis jumlah korban yang terpapar bencana banjir dan korbanya seperti apa baru kita lakukan penyaluran bantuan ,dan penyaluran bantuan yang kami sampaikan itu yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak banjir. Nanti kalu ada hal lain yang dibutuhkan, nanti kami komunikasikan lebih lanjut dengan Pimpinan karena kami selaku BPBD kami melakukan penangan dengan kondisi kedaruratan  bencana,” Kepala BPBD Adi Tallo.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Meusin kepada mediaindonesiatimur.com melalui sambungan telepon mengatakan “Terkait banjir yang melanda wilayah Desa Meusin, yang paling parah terdampak yaitu RT 016, RT 02 dan RT 05. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa, namun kondisi sementara cukup sulit karena tempat semua basah, untuk sementara mereka mengungsi ke rumah warga yang tidak terdampak banjir, sebagian warga ada yang terpaksa tidur ditanah, kami menghadapi situasi ini sendiri, dari BPBD menginformasikan baru akan turun lokasi nanti besok (hari ini, red),” Ungkap Kades Meusin.

(Cici/MIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.